Dalam tugas menganalisa tentang nilai dari sebuah film, saya mengambil dari film Harry Potter yang berjudul Half Blood Prince.
Konsep Tuhan bisa dilihat dari keberadaan Dumbledore sebagai kepala sekolah Hogwarts. Dumbledore sebagai pemimpin yang mempunyai kuasa penuh untuk bertanggung jawab atas keselamatan murid- muridnya terutama Harry Potter, dia mengajarkan rahasia kegelapan dari masa lalu Voldemort dan berharap Harry dapat menggunakan rahasia itu untuk mengalahkan Voldemort yang ingin menghancurkan Harry. Dia memiliki kebijaksanaan dalam memimpin semua murid-muridnya, selain itu dia juga mempunyai otoritas untuk menentukan jalan, salah satunya dengan cara memimpin perjalanan bersama Harry Potter untuk mencari pecahan jiwa dari Voldemort yang berada di dalam gua. Dari sana, bisa dibandingkan dengan konsep Tuhan sesungguhnya, Yesus Kristus merupakan firman Allah yang hidup. Yesus lahir dan datang ke dunia sebagai manusia biasa yang diutus oleh Allah untuk memimpin manusia yang ada di dunia, mengantarkan umatNya pada jalan yang benar, menuntun pada setiap kelemahan yang kita punya menuju kekuatan akan iman karena kasih-Nya yang nyata. Ia memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian (berdasarkan Yohanes 10:18). Ia juga menanamkan otoritas-Nya dalam memberitakan kebenaran Firman kepada dunia. (berdasarkan Lukas 4:32). Maka bukan manusia yang menentukan atau mendikte arah arah hidupnya sendiri melainkan Dia yang mempunyai kuasa penuh akan hidup manusia yang pasti memberikan jalan yang terbaik dan akan memimpin umat manusia dalam setiap perjalanan hidup ini.
Jika Tuhan yang membimbing kita, maka ada dosa yang membuat kita jauh dari bimbingan Tuhan. Konsep dosa sangat dipancarkan oleh sosok seorang Voldemort, dia bisa datang dalam rupa ingatan dengan mempengaruhi pikiran siapapun, khususnya pada Draco Malfoy atau menggali lagi pengalaman yang buruk dari seseorang dengan mempengaruhinya untuk berbuat jahat. Dia juga haus akan kekuasaan untuk mengusai dunia. Jadi dengan berbagai cara untuk memperolehnya, jalan keluar yang dilakukannya dengan membunuh. Melalui Draco Malfoy sebagai perantara untuk membunuh Dumbledore. Namun Malfoy tidak tega dan merasa memiliki tanggung jawab yang berat atas kematian Dumbledore nanti karena Dumbledore adalah kepala sekolah yang baik, maka dia tidak jadi membunuhnya. Dilihat dari pengalaman hidup kita, banyak sekali godaan – godaan sehingga kita terjerumus dalam belenggu dosa. Tidak ada satupun manusia yang tak luput dari dosa. (berdasarkan Roma 2: 8-9) Dosa mempengaruhi manusia untuk melakukan pelanggaran terhadap kehendak Tuhan dalam berbagai cara, yaitu dari kehendak diri sendiri, pikiran, perasaan, tindakan, dan perkataan. Seperti sosok Malfoy yang mengalami dilema saat akan membunuh Dumbledore, memperlihatkan manusia merasakan adanya sesuatu yang memperbudak dirinya oleh hawa nafsu untuk membunuh. Dalam pikiran yang jahat, disana sudah ada kuasa dosa yang mempengaruhinya. Pada saat itulah manusia terhilang hubungan dengan dirinya sendiri. Apalagi Severus Snape yang tidak lain adalah guru Malfoy sekaligus menjadi bagian dari penghuni Hogwards, telah dikuasai oleh iblis yang akhirnya menggantikan untuk membunuh Dumbledore, sehingga hubungan murid-murid serta seluruh warga Hogwards dengan Dumbledore menjadi terputus. Dalam kenyataannya, Dosa telah memutuskan hubungan manusia dengan Tuhan karena kuasa dosa telah menjerumuskan manusia dan berbelok dari kehendak-Nya. Selain itu, manusia juga telah memutuskan hubungan dengan sesama, karena seharusnya manusia saling mengasihi sesama, malah ada kebencian dan tindakan kejam yang akan memisahkan antar sesama manusia.
Konsep hidup kekal dapat dihubungkan dengan adanya Voldemort. Setelah dia mati, pecahan jiwanya terpencar di mana- mana, itu yang menyebabkan dia tetap hidup abadi jika pecahan dari jiwanya masih belum ditemukan dan dimusnahkan semuanya. Hidupnya yang kekal itu menyebabkan keresahan bagi keluarga Hogwards, karena dia mempunyai tujuan jahat untuk dapat menguasai dunia dan mau membalaskan dendam terhadap Harry Potter yang sudah membunuhnya dulu. Hal tersebut bertentangan dengan hidup kekal yang dibawa oleh Yesus setelah wafat disalib. Dia justru membawa kedamaian akan hidup baru dalam iman, pengharapan dan kasih. Iman yang berarti mempercayakan kehidupan sepenuhnya kepada kasih Tuhan Yesus (berdasarkan Roma 14: 7-8), berhenti dari kekusaan dosa menuju kasih Allah yang kudus yang bisa dilihat dari aspek emosi dan tidak menuruti keegoisan diri masing-masing namun kembali untuk memuliakan Tuhan. Kemudian Tuhan memberikan pengharapan kepada manusia untuk hidup dalam kesejahteraan Allah menuju Kerajaan Allah dan hidup kekal bersama Tuhan Yesus di dalam surga. KasihNya yang tak berkesudahan tetap Dia berikan. Walaupun Dia telah wafat dengan diperlakukan secara tidak adil namun Dia tidak ada rasa dendam akan hal itu, akan tetapi memberikan kekuatan setiap kita untuk menjalani realita dalam kehidupan. Meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun, cinta-Nya akan tetap menuntun selalu dan tak pernah meninggalkan umat-Nya. Hal tersebut merupakan firman-Nya untuk terus mendampingi umat-Nya hingga akhir jaman.
Diceritakan dari film, bahwa Dumbledore menyelamatkan nyawa Harry Potter dari pembunuhan yang dilakukan oleh Severus Snape, dan akhirnya Dumbledore yang terbunuh lalu meninggal. Harry melihat betapa pengorbanan yang dilakukan Dumbledore untuk dirinya adalah suatu penyelamatan yang luar biasa oleh seorang kepala sekolah yang sangat baik pada seluruh warga Hogwarts. Seseorang yang sangat dicintai dan sebagai panutan oleh semua warga Hogwarts. Seperti halnya Manusia di dunia juga sudah diselamatkan. Tuhan sudah melaksanakan misi di dunia dan menggenapi sempurna firmanNya, yaitu untuk menyelamatkan manusia. Tuhan tidak mau meninggalkan umatNya yang berada di dunia dan masih menderita karena dosa. Karya penyelamatan Tuhan sangatlah besar, karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang secitra dengan-Nya, oleh karena itu hanya Dialah satu- satunya Juruselamat yang dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan segala yang jahat. Seperti Dumbledore yang sangat mengasihi mengasihi muridnya, dia rela dibunuh oleh kuasa Voldemort yang jahat, terlebih lagi yang dilakukan Tuhan kita dalam kasih setia-Nya berkenan mengampuni dan menganugerahkan penyelamatan bagi manusia berdosa. Dia rela dianiaya, diolok –olok, menderita, dan akhirnya wafat di atas kayu salib, memperlihatkan bahwa karya penebusan-Nya yang sungguh sempurna diberikan kepada seluruh umat manusia yang punya kerinduan akan kebesaran-Nya. Dia akan mengkaruniakan Roh Kudus bagi orang yang beriman dan percaya akan kasih-Nya (berdasarkan Kisah para Rasul 10:43).
Kesimpulan yang bisa kudapat dari analisa film dengan dihubungkan dengan konsep Tuhan yang sesungguhnya yaitu, bahwa kita harus yakin dan percaya akan keberadaan Tuhan yang selalu menjadi pemimpin di tengah kehidupan kita. Meskipun kita tidak bisa luput dari dosa, tapi Tuhan Yesus tetap mau mencintai kita dengan kasih yang diberikan melalui pengorbanan-Nya disalib. Yang Allah inginkan hanyalah, kita mau bertobat dan menyerahkan semua perjalanan hidup kita, dalam rencana-Nya yang tidak akan menjerumuskan. Karya keselamatan-Nya yang memberikan kedamaian dan kesejahteraan abadi itulah yang akan diberikan kepada kita. Aku percaya, Tuhan mempunyai rencana yang pasti indah pada waktunya.